Sinung Sugeng Arianto

He..he.. kenalkan saya sang juara : Sinung Sugeng Arianto. Biasa dipanggil manis (kayak kucing aja ya...) Rian Bagaskara. Punya juga beberapa panggilan lain tergantung sikon, seperti berikut ini : mBok Jamu biasa manggil "Mas Nung ndang bayar utange !", gadis-gadis/mbak-mbak tetangga rumah manggil dengan manjanya "Mas Nung, ihik yook...!", temen-temen SMP/SMA-ku manggil "Naga Bonbin !", kalo preman pasar Sentul manggil aku "Si Jack Copet", kalo adikku manggil "Paman Gembul Bodhong", dan masih banyak lagi sebutan yang tidak layak lainnya, saru disebutkan disini, dengan nomor sel 92/87551/TK/18134.

Pertama kali aku nongol suster yang lihat aku langsung pingsan, padahal aku cuman kentut kecil aja lho (masih untung susternya pingsan, kucing aja mati mencium bau kentut Sinung, he..he...) di RSU Tegalyoso, Kebonarum, Klaten, kira-kira 30 km dari Pasar Beringharjo (makanya wajahku kayak pasar), hari Selasa Wagu, tanggal 02 Oktober 1973, jam 08.30 lewat 25 detik dan lewat Bayat, bintang film Lidya Kandouw (maksudnya Libra) shionya Kebo Saru. Dari bayi mungil (MUka NGILer) hingga gedepun tetap ngiler (sambil memamah biak terutama kalo lagi tidur) masih tinggal di South Jetak Villa geeeer (Dusun Jetak Kidul), Karanganom (mBaben Permai), Kec. Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah. Tapi entahlah kalo 2 atau 3 tahun lagi aku beralamat di Sukabumi (Desi Ratnasari) atau di Jakarta (Sahnaz Haque; mudahan mereka mau menerima tenagaku sebagai tukang kebun atau pembantu), atau mungkin juga di penjara.

Kalo dihitung-hitung selama ini suka dibandingkan dukanya kuliah di Geologi ibarat enaknya 10 hitungan mulesnya sembilan bulan, maksudku itu lho... orang minum bodrex dengan sprite cuman enak sebentar di rumah sakitnya berbulan-bulan (lah iya.. bikin kombinasi oplosan kok bego banget, mestinya kan lebih enak neozep sama obat merah...). Pokoknya tidak usah aku ceritain panjang lebar deh, semuanya pasti sudah tahu pahit getirnya hidup di Geologi.

Sejak awal kita sudah dikuliti hidup-hidup pas waktu Opspek 92 dan PGL 93, belum lagi semboyan tiada hari tanpa praktikum dan tugas, tiada malam tanpa suar mesin tik, dan tiada anak tanpa ibu, dan sebutan awal "si mata merah" pas KL1 dan KL2, rebutan dosen pembimbing seminar, adu argumentasi jatah SKS, dan pokoke masih banyak lainnya yang "ouh" deh.... Namun ada keuntungannya sekarang bisa buka jasa ketikan (he..he..), kuliahnya murah, fasilitas memadai dan bisa nilep minuman dosen bila nggak ada yang lihat. Selain itu masih banyak kisah yang lucu, wagu, konyol, bahkan sampai taraf "nggilani" yang telah diukir kita di bangku kuliah (pantasan aja Sinung terlihat bawa cutter atau pahat di dalam tasnya, selain bawa keris, menyan dan kondom.. kalo yang terakhir ini wajar aja soalnya kan dia berdomisili di "kawasan malam" Klaten, sebagai distributor eceran dari kamar ke kamar, he..he.. lumayan dapat duit sekalian ngintip, kata Sinung). Namun ternyata aku baru sadar bahwa bagian terberat dari praktikum ternyata bukan membuat laporannya, melainkan malsu tanda tangan asisten, he..he..

Mbah Sinung mau memberikan wejangan : "Hai cucu-cucu apa kabar ?" he..he...
Pada awal kuliah terkesan angkatan kita kurang kompak dalam hal saru, suka saru sendiri-sendiri, suka ngeyel kalo memutuskan masalah, dan kompak dalam hal makan, eh ternyata angkatan kita paling kompak dalam hal saru ya... dan masih ada kompak yang terpendam. Hal ini terlihat dari suksesnya kegiatan-kegiatan yang kita laksanakan. walaupun dalam hal akademik angkatan kita kurang menonjol tetapi dalam hal non-akademik setiap individu punya tonjolan-tonjolan yang luar biasa menonjolnya. Hal yang saya catat yang tak kalah bagusnya adalah angkatan kita tak pernah membeda-bedakan pangkat, derajat, harta-benda, dan kalo bisa pacar juga ya...(maksudnya pacarnya kalian juga milik angkatan gitu lho...). Semua sama-sama jahil dan suka nggangguin istri orang lain, he..he..

Terakhir saya mengharapkan agar kita selalu kompak dimanapun kita berada, biarpun sudah beristri 3 dan mertua 5 (dua sudah dicerai) namun satu hal yang mesti selalu kita ingat bahwa kita pernah bersama-sama ngangsuh kaweruh di Padepokan Geologi UGM. Minimal dijaga kekompakan antara pacar/istri kalian dengan aku, he..he..

Dulu setiap kali aku melihat suatu barang, aku langsung bercita-cita ingin jadi seperti itu, waktu aku melihat tangki aku ingin jadi supir tangki, waktu aku melihat kereta api aku ingin jadi masinis, waktu aku melihat orang membawa gerobak sampah aku ingin jadi sampahnya, dan waktu aku melihat orang menikah aku langsung ingin jadi pilot, soalnya yang menikah kan pilot (hayo mikir apa...?, he..he..). Namun seiring dengan berjalannya kereta api aku hanya bercita-cita ingin jadi geologis handal, dengan penghasilan lumayan yah satu bulan paling nggak bisa beli mobil-mobilan baru satu lah, dan dapat menghidupi keluarga, dapat mengangkat keluarga dari kemiskinan, dapat beramal, punya mertua cantik (maksudnya kalo mertua cantik anaknya juga cantik gitu lho...) dan baik hati.

Dari seabrek-abrek temanku ada yang hijau ada yang kuning ada merah ada putih dan ada yang hitam setiap pagi kusiram semua (eh emangnya kembang) tetapi yang paling ini dan itu menurutku hanya beberapa gelintir. Aku menganggap Tatok adalah temanku yang paling lucu disamping obrolannya kocak dan saru juga gerak-geriknya kayak pelawak ulung (mungkin orang tuanya dulu ngidam nonton Srimulat). Temanku yang sangar tapi wagu adalah Ade lengkapnya Arief Ismuharto, kalo gondrong kayak "Renegade", kalo cepak kayak Mafia Hongkong (apalagi kalo pas pake kacamata item) dan kalo gundul kayak "celengan" atau Pak Ogah... !. Temanku terkonyol adalah William "Ambon" Aipipitembem yang suka mendengar Ki Dalang Mantep mendalang (lho.. kok aneh ?!). Temanku yang baik hati adalah Oudien, dia ini suka nolongin ogut terutama pas aku lagi be'ol (kata-kata terakhir ini adalah versi asli script dari Sinung, dijamin nggak bakalan dijumpai di versi buku, soalnya sudah gua hapus, habis nyindir gue sih, he..he... tapi sekarang gue sadar telah menyembunyikan salah satu catatan sejarah.. maafkan gue ya temen-temen.. ttd. udin). Temanku tersaru adalah Fajar "Conthong Doll" Wijaksana, doi ini suka nggangguin orang pas ka-el, ahli masalah primbon saru, puisi saru, ungkapan saru, pantun saru, wah.. pokoknya spesialis saru deh, tapi orangnya baik hati nggak suka nggigit orang tapi suka nggigit anjing tetangga (kapok 'ra kowe Jar, he..he.. isih kelingan ora karo S-21 = Silite Sinung Sugeng Sowek dst..dst.., he..he..). Orang terwagu di kelasnya dialah Schummy "Slonong Boy" Handoyo yang kalo pemetaan suka kesasar, suka GCPJ (maksudnya nGeliat Cingkapan Pantauan jarak Jauh) dengan semboyan "pantang medhun (turun) dari motor". Temanku yang paling favorit dialah Totok Supriantoro (wah.. KKN nih.. sesama Klaten-boys), doi punya sifat "all-around" walau tidak terlalu menonjol karena tonjolannya emang kecil, ia bisa lucu, wagu, saru, bisa serius, bisa gigih, bahkan kenthir pun bisa.

Dosenku yang paling baik hati adalah Pak Toto, beliau dosen waliku juga nilainya murah orangnya pun lucu dan saru, menyenangkan namun tegar. Sedang dosen yang paling menakutkan Pak "Sumi" (tau kan.. semacam "dab" untuk "mas", ini kode etik !), dia sebenarnya baik hati dan bila kuliah dengan beliau terasa ilmu benar-benar meresap, cuman kita aja terlanjur takut sama beliau sih.

Makanan favorit semua yang dimasak oleh ibuku atau nenekku biasanya enak dan merupakan favoritku, tetapi bila teman-teman ingin menyuguhiku tak usah repot-repot mendatangkan beliau, kan kasihan. Namun bila tetap memaksakan untuk menyuguhiku makanan, maka siapkan aja menu komplit secepatnya, ta' pilih sendiri, Ok ?!
- Nasi Rajalele 1 bakul (penuh)..................... 1000 kalori
- Pecel lele (lelenya gede, sambel tomat).......... 1500 kalori
- Es Teh manis...................................... 20 kalori.